in

Natuna Siaga Hadapi Riak Konflik AS dan China di LCS

Presiden Jokowi usai menggelar rapat kabinet terbatas soal Natuna di atas kapal perang TNI Angkatan Laut KRI Imam Bonjol, Kamis 23 Juni 2016. Foto: (Biro Pers Sekretariat Presiden)
Presiden Jokowi usai menggelar rapat kabinet terbatas soal Natuna di atas kapal perang TNI Angkatan Laut KRI Imam Bonjol, Kamis 23 Juni 2016. Foto: (Biro Pers Sekretariat Presiden)

Bupati Natuna Abdul Hamid Rizal memastikan keadaan di Natuna kini masih terbilang cukup kondusif. Meski begitu, Hamid tak menampik perihal penjagaan dan kesiagaan yang semakin diperketat saat ini.

Kata dia, pihaknya senantiasa mengantisipasi dan mempersiapkan diri jika sewaktu-waktu pecah konflik Amerika dan China di wilayah Laut China Selatan yang memang sedang memanas.

“Kalau di Natuna, kondisinya aman-aman saja. Cuma dengan adanya riak-riak (Amerika-China) itu kita kan perlu siap, waspada,” kata Hamid saat dihubungi CNNIndonesia.com melalui telepon, Selasa (24/11).


Kondisi tersebut, kata Hamid, membuat TNI Angkatan Laut membangun markas dan menerjunkan kurang lebih satu kompi besar tentara marinir untuk bersiaga di kawasan Natuna.

Berbagai alat tempur juga telah mulai didatangkan demi menjamin keamanan di Natuna. Bahkan kata dia, markas khusus untuk TNI pun telah selesai dibangun meski  tentara yang bersiaga masih terbilang tak terlalu banyak.

“Baru satu kompi besar. Itu markasnya juga sudah dibangun untuk markas Batalyon Marinir cuma kalau personel kayaknya bertahap,” kata dia.

“Jadi, pangkalan-pangkalan pun sudah, ada pelabuhan di Selatan (Natuna) itu sudah dibangun pelabuhan yang untuk sandar kapal selam,” lanjutnya.


Terkait masyarakat asli Natuna, Hamid menyebut tak ada gelombang penolakan atau gelombang ketakutan berarti yang ditunjukkan masyarakat dengan hadirnya TNI AL yang bersiaga untuk antisipasi pecah konflik di wilayah LCS.

Masyarakat kata Hamid sepenuhnya mafhum dengan geliat persiapan militer. Terlebih kegiatan militer ini juga untuk melindungi mereka dan melindungi wilayah kedaulatan RI.

“Kita pelan-pelan beri penjelasan pengertian bahwa kita di wilayah perbatasan, jadi bagaimanapun harus siap jaga NKRI,” katanya.

Dia juga menyebut saat ini nelayan di Natuna masih berlayar hingga ke perbatasan Vietnam. Mereka tak gentar meski banyak informasi terkait konflik yang semakin memanas antara dua negara besar di wilayah laut yang dekat sekali dengan Natuna.

“Mereka masih bebas ke laut cari ikan. Belum ada gangguan-gangguan,” kata dia.


Kepala Gabungan Humas dan Protokol Badan Keamanan Laut (Bakamla) Kolonel Wisnu Pramandita mengatakan, pihaknya juga saat ini terus fokus menunjukkan kehadiran di wilayah Laut Natuna yang berbatasan dengan LCS.

“Kami hadir terus. Kami juga terus memantau kehadiran kapal-kapal asing lewat puskodal (IMIC),” kata dia.

Pihaknya juga saat ini terus menjalin kerja sama dengan TNI AL dan bertukar informasi terkait kondisi dan situasi di lapangan.

cnn

Baju Militer Anak Paling murah https://shope.ee/1AkMGMKChc

Baju Loreng Ala Militer keren https://shope.ee/4V0oF0TRSK


KSAL Laksamana TNI Yudo Margono mengatakan rencana pemindahan markas Guspurla Koarmada I ke Natuna untuk mengantisipasi gejolak di Laut China Selatan. Foto: ANTARA FOTO/M RISYAL HIDAYAT

Laut China Selatan Memanas, Markas Gugus Tempur Laut TNI Dipindah ke Natuna

Ilustrasi patroli Tim gabungan TNI-Kepolisian Indonesia di Papua. (ANTARA/HO/Humas Polda Papua)

Satu Prajurit TNI Hilang Saat Patroli di Papua